Hoho, sebuah puisi yang sangat puitis dari pak Romi Satrio Wahono yang berjudul jangan todongkan sejata di kepalaku. Puisi yang mengungkapkan isi hati seorang dosen kepada mahasiswa nya, puisi ini sanggup membuat kami para mahasiswa pencari dosen ketawa ketiwi. Silahkan di nikmati…
Wahai mahasiswaku …
Wahai pedjoeangku dan pengikut madzab penelitianku …Aku tahu kelelahanmu dalam mengejar deadline tesismu
Aku pahami bagaimana penatnya dirimu …
Menatap masalah penelitianmu
Aku juga mengerti gelisahnya hatimu …
Melihat landasan teori dan data penelitianmuAku sadari bahwa tak banyak yang bisa aku lakukan untukmuTapi yakinlah, aku selalu berusaha mendukungmu
Mengarahkan topik penelitianmu dan memfokuskan pemikiran liarmu
Aku juga sediakan referensi dan literatur ilmiah terbaik untukmu
Termasuk langgankan digital library ACM dan IEEE untukmuTak ada yang harus kau balas dari semua dukunganku untukmuTapi aku hanya minta sesuatu …
Tolong beri aku waktu yang cukup untuk mereview draft tesismu
Tolong sinkronkan masalah, tujuan dan kesimpulan penelitianmu
Tolong bebaskan aku dari masalah kesalahan redaksional draft tesismuIntinya, tolong rapikan draft tesismu, sebelum kau bawa padaku
Jangan bebankan padaku masalah pengecekan spelling atau layouting tesis
Juga penyusunan kalimat atau cara menyusun daftar referensi
Karena itu hanya akan mengurangi fokus otakku
Dan menumpulkan ketajaman review konten pada tesismuAku juga minta tolong …
Jangan pernah jatuhkan masalah kepadaku
Hanya karena buruknya pengaturan waktumuTerakhir, aku mohon, jangan paksa aku …
Untuk tanda tangan persetujuan tesismu, tanpa kau pernah bawa hasil revisimu
Karena itu sama saja dengan menodongkan senjata di kepalakuWahai mahasiswaku …
Andai kau tahu betapa sayangnya aku padamu
Aku yakin, kau takkan pernah melakukan itu padaku
Dan ada salah satu pengunjung blognya pak romi menjawab puisi ini dengan yang lebih puitis juga..,.
Wahai dosenku, maafkanlah para mahasiswamu
yang malas dan nilainya mau serba sepuluh
yang badannya tak mau berdaki dan berpeluh
yang kerjanya tiap hari hanya mengeluh
kenapa ya susah banget jadi manusia yang utuh)
Wahai dosenku,tolong dong kasih aku petunjuk
agar waktu kuliah aku tidak selalu mengantuk
biar tulisan tesisku bahasanya tidak buruk
agar ujian tesisku nantinya tidak bikin kepala remuk
biar badanku tidak ikut ambruk)
Hmm, puisi ini sedikitnya merepresentasikan saya yang memang diharuskan selalu berhubungan dosen pembimbing. Sama dengan kebanyakan komentar yang ada diblognya pak Romi, setelah membaca puisi itu sempat juga ada kalimat didalam hati “Andaikan dosen pembimbing saya seperti ini”.
Whohoho, itu pasti harapan semua mahasiswa. Tapi bagaimanapun, dosen pembimbing juga manusia. Tidak bisa disamakan, masing – masing pasti punya karakteristik. Semoga kami, mahasiswa – mahasiswa pencari dosen bisa mengerti dengan keadaan mereka. Berharap semoga mereka para bapak dan ibu dosen juga bisa mengerti dan paham dengan keadaan mahasiswa..
0 komentar:
Posting Komentar